Setelah mengkonfirmasi tidak ada pelayanan SIM keliling di hari ini, akhirnya saya menuju Polres untuk memperpanjang umur SIM A & C saya, mudah-mudahan diberi kemudahan.
Tet sampai juga di parkiran sekitar 8am, saya pakai nih slogan : "malu bertanya sesat di jalan"
Mau bikin SIM pa ? tanya sang juru parkir, ngga saya mau perpanjang, ke gang itu kan (di antara Polres & Pengadilan Negeri) Ya, untuk cek kesehatan...
Selama berjalan menuju tempat cek kesehatan , masih aja ada yg bertanya :mau di bantu pa" perpanjang hanya 30menit = 200ribu kata sang "calo"...
Ngga pa, saya ngurus sendiri aja, padahal Spanduk anti calo cukup besar terpampang di dinding sepanjang gang ....(ga bisa baca kali ya?)
Memang kalo di ingat2 ada perbedaan dengan perpanjang SIM 5 tahun kebelakang terutama untuk Lokasi cek kesehatannya diluar Polres.
O iya jangan lupa siapkan foto copy KTP sebelumnya minimal 8 lembar,
Step 1 test kesehatan memberikan 3 copy KTP (mungkin karena saya perpanjang SIM A&C). Cek kesehatan hanya untuk mata saja di buku buta warna , lembar per lembar di tanya untuk angka yang tersembunyi di pelangi warna .... > Pass @ 22 ribu / SIM total 44 ribu.
Habis ini ke mana lagi Bu ? (lagi2 slogan di atas) , Langsung balik aja ke Polres untuk bayar asuransi & formulir,
Balik lagi ke Polres ? muter lagi kedepan dengan menggendong hasil cek kesehatan, wah kemana lagi ya ? sampai di depan polres memang membingungkan karena untuk sampai ke tempat pelayanan SIM cukup berliku-liku, mungkin ini yang di manfaatkan para calo (hapal line prosesnya)
Step 2, bayar – bayar formulir di Loket bank : 75 ribu untuk SIM C & 80 ribu untuk SIM A; kemudian bayar Asuransi @ 30 ribu per SIM total 60 ribu
Step 3, Antri Ambil Formulir & Isi untuk perpanjang SIM, ga usah khawatir ada contoh pengisian di meja yang di sediakan di dekat loket pengambilan formulir. Setelah selesai kembalikan ke loket perpanjangan SIM, jangan lupa sertakan kwitansi pembayaran bank & asuransi nya. Kita dapat sobekan kwitansi & copy KTP lagi u/ foto.
Step 4, Foto SIM . masuk ke ruang tunggu untuk kemudian nanti di panggil untuk foto SIM , ga lama setelah masuk database dari formulir yang diserahkan. Setelah nama kita di panggil masuk ke ruang foto (ada 3 foto box) scan jempol kanan-kiri , tanda tangan , trus gantengin muka foto berkilat .. selesai
Step 5, nunggu SIM nya jadi, ini ga lama juga dipanggil kemudian Selesai deh SIM nya (agak kecewa karena nama tengah kurang 1 huruf) tapi ga pa pa kata pa Pol, rupanya formulir yg kita isi ga terlalu di lihat. Sehingga mereka hanya mengambil data yg ada sebelumnya saja.
Step 6, ambil tu kartu asuransi di loket yg sama kita membayar asuransi + sudah terlaminating...
Akhirnya kelar juga proses perpanjangan SIM ini walaupun ga bermeter-meter berubah SIM-nya, Total uang keluar 260 ribu (harusnya kembali seribu di loket ga tau pura2 lupa tu petugas loket) normal 259 ribu sesuai kwitansi + 2 ribu untuk parkiran.
Namun satu lagi pengalaman Non calo yg berharga, proses sudah lebih baik dari 5 tahun yang lalu. Namun lika-liku proses saja yang saya rasa masih kurang Oks
Okey see you next 5 years, hope it gettin better & better Boss ,,,,
CAZ 2010
Hari ini pagi jam 9, di jadwalkan untuk mengikuti Sidang di Pengadilan Negeri Bekasi.
Sidang karena "salah belok" di per-4-an ,yang kalo siang atau sore sih boleh2 aja …(aneh kan)
Ni dia pengadilan dunia yg katanya si seperti Pisau, tajem ke bawah tumpul ke atasnya ...
Degdeg dikit, apalagi denda pasal di surat tilang bisa sampai Rp. 500 ribu (Bagaimana nanti di pengadilan Akhir Zaman ya ??)
Akhirnya setelah minta izin ke atasan, saya meluncur & sampai dilokasi sekitar jam 9 lewat dikit. Banyak si yang menyapa saat parkir sampai menuju gedung PN "tilang pa?" mau di bantu ?"
Ya tilang, saya jawab langsung masuk ke dalam PN dengan melempar senyum.
Dan ternyata sudah banyak massa / terdakwa lalu lintas berkerumun di ruang sidang.
Ambil nomor antri dulu : weis dapat nomor 195 , banyak amat ni yg ketilang ....
Sambil menunggu sidang saya berbincang dengan yg sduah duluan sidang & membayar denda,,, ckckck ada yang ga pakai helm kena denda Rp 75 ribu (walau waktu di bayar semua terdakwa di minta tambah seribu jadi Rp 76 ribu) ga bawa sim & lampu kota tidak nyala kena denda 65 ribu (inget + 1000), marka jalan : sama 65ribu + Wah hal ini sama ama pasal saya marka / rambu.
Mahal juga ya ternyata ikut sidang pun, kalo kemarin damai ga sampe segini paling 50ribu kata salah satu terdakwa yang sudah membayar denda
Akhirnya penantian sidang tiba setelah hampir 1 jam menunggu, "195" maju ke depan hakim, hakim hanya bergumam ke pemanggil nomor, rambu ya? 65ribu.
Yang tadi manggil nomor ngomong , udah pa ngapain, bayar sana di ruang sidang satu nya ...
Hee..eh ??? aneh ni sidang apa Abseeen doang yaa!!?
Pindah lah ke ruang sidang yg lain , nunggu nomor di panggil & 66 ribu di minta untuk denda, kembali seribu uang 67 ribu saya berikan ke petugas
Selesai juga , sim kembali ke tempatnya semula dengan lubang-lubang staples mengangga ,,,
Dari brangkat sampai balik ke kerjaan 2 jam lah selesai, kalo dapet nomor awal mungkin waktunya sama saja si , nunggu sidangnya mulai :)
Pengalaman berharga tentang hukum di negeri ini, kita coba ikuti peraturan . di tilang ya di sidang walaupun lebih mahal dikit & waktu terbuang dikit .....
Dan 1 lagi yang aneh saya perhatikan di 2 ruang sidang tadi , kenapa ada poster Budha di dinding kiri tiap ruang sidang ya ???
Ada yang tau kenapa hubungan antara ruang sidang dengan poster Budha ???
> Mereka begitu sistematis, tetapi hukum pernah tidak berdaya untuk mereka,,,,,,,,!!!
Aneh bin Ajaib ,,,,, di akhir zaman
Menengok Ambon Berdarah 1999: Umat Islam Dibantai Orang Kristen & Aparat
Lokal
*By: Hartono Ahmad Jaiz*
*Pemimpin Redaksi Nahimunkar.com*
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) mengirimkan utusannya, M Hafidz
MSc, ke Ambon untuk mengirimkan bantuan dan meliput tragedi pembantaian
Muslimin yang dilancarkan oleh orang-orang Kristen. Penyerangan dan
pembantaian itu berlangsung sampai 3 bulan, sejak Januari hingga April 1999.
Berikut ini kesaksian M Hafidz, Wakil Ketua Komite Penanggulangan Krisis
DDII. Sejumlah gambar foto hasil rekamannya pun dimuat lengkap di buku "*Ambon
Bersimbah Darah"* terbitan Dea Press, Jakarta, 1999. Berikut cuplikannya:
Penyerangan yang dilakukan orang-orang Kristen terhadap Muslimin di Ambon
khususnya, dan di Maluku pada umumnya, jelas-jelas menunjukkan tingginya
kebencian mereka terhadap umat Islam.
Bayangkan. Mereka sudah menyerang umat Islam di Hari Raya Idul Fitri 1419H
tanggal 19 dan 20 Januari 1999M. Mereka membantai umat Islam, maka banyak
jatuh korban tewas, dan banyak pula yang luka-luka. Orang-orang Kristen itu
menyerang dalam keadaan mabuk habis minum-minum. Setiap kali mereka
menyerang selalu dalam keadaan mabuk seperti itu. Senjata mereka adalah
panah beracun, panah berapi, parang, tombak, bom molotov, senjata api,
bahkan basoka RPG7, senjata Amerika atau NATO. Semuanya itu sudah
dipersiapkan sejak Oktober 1998, 4 bulan sebelum mereka menyerang Muslimin.
Sedang Umat Islam tidak siap apa-apa. Maka kala itu (awal-awal diserangnya
itu) umat Islam banyak jatuh korban.
Setelah Umat Islam diserang orang-orang Kristen, korban-korban yang luka
dibawa oleh Muslimin ke rumah sakit umum di Kampung Kuda Mati, Kota Ambon.
Kampung Kuda Mati itu kampung Kristen. Lalu orang-orang Kristen menyerbu
masuk ke rumah sakit umum itu, memeriksa para medis RSU dengan memeriksa KTP
(kartu tanda penduduk), kalau ternyata Islam maka diserang. Sedang
pasien-pasien yang luka yakni korban-korban akibat serangan orang Kristen
yang kemudian dikirim ke RSU ini, lalu dibunuhi oleh orang-orang Kristen
yang datang dan menyerang secara membabi buta itu. Ini jelas-jelas biadab,
dan perang agama. Sampai-sampai, orang-orang Kristen itu menyerbu ke
kantor-kantor Pemda (Pemerintah daerah), Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Kantor Pos dsb di Ambon, dengan memeriksa KTP para pegawai.
Kalau ternyata pegawai itu KTPnya bertanda agama Islam maka dibunuh. Ada
yang dibunuh di halaman kantor. Itu semua tidak ada lain, hanya karena
mereka itu benci kepada Islam.
*APARAT LOKAL MEMBANTAI MUSLIMIN*
Kebrutalan mereka yang sudah sebegitu itu masih pula ditambahi dengan
pembunuhan atau penyelenggaraan pembunuhan yang dilakukan oleh aparat
keamanan yakni polisi dan tentara lokal yang beragama Kristen terhadap umat
Islam.
Bukti-bukti ikut sertanya aparat lokal membunuhi ummt Islam itu, *pertama*,
di Masjid Al-Huda Kampung Rinjani Ambon, yakni peristiwa shubuh berdarah, 1
Maret 1999M. Yang ditembak mati di dalam masjid 1 orang, dan yang ditembak
mati di luar masjid 2 orang, sedang yang luka tembak beberapa orang.
*PENEMBAKAN DARI LUAR MASJID*
Jama'ah shubuh itu imamnya yang imam rawatib (rutin tiap waktu) tak hadir.
Maka digantikan yang lain. Di sinilah kemudian kalau ada perbedaan
keterangan, itu karena yang dimintai keterangan itu imam rawataib yang
ketika itu tak hadir. Nah, yang mati karena ditembak di dalam masjid
(menembaknya dari luar masjid) itu seorang makmum masbuq(ketinggalan). Yang
lain sudah selesai shalat, sedang dia belum, maka meneruskan shalatnya. Dia
inilah yang ditembak mati sedang shalat. Yang menembak adalah polisi dari
Polda Maluku (setempat). Saya ada rekaman video orang-orang yang ditembak
itu. Yang masih hidup, di antaranya yang kakinya hancur kena tembak, masih
bisa ngomong(bicara), menjelaskan. Jadi jelas yang menembak itu memang
aparat keamanan lokal.
Bukti *kedua*, penembakan di Masjid Tantui Kampung Tomia di Kota Ambon. Tiga
orang Muslim ditembak mati oleh polisi dan tentara lokal. Yang meninggal itu
(1) Faisal Marasabessi, (2) Abu Bakar Nankatu dipukuli dan ditembak, dan (3)
Baharuddin Bugis ditembak dengan senjata laras panjang ditempelkan di bawah
tenggorokan lalu didor, maka pelurunya muncrat menembus ubun-ubun. Saya
melihat dan memvideo (merekam dengan kamera video) korban beberapa saat
setelah ditembak itu. Yang menembak itu aparat beragama Kristen dan masih
tetangganya. Jadi masyarakat kenal semua: nama, pangkat, dan kesatuannya.
Dan memang penembak itu orang Kristen (Protestan). Di Ambon, yang Kristen
kebanyakan Protestan, sedang di Maluku Tenggara itu Katolik.
*CARA-CARA MENYERANG*
Cara-cara orang Kristen menyerang Muslimin yaitu mereka datang bergelombang,
dalam keadaan mabok, matanya merah-merah karena habis minum-minuman keras.
Mereka membawa panah beracun, panah berapi, parang, dan bom-bom molotov
untuk membakar. Orang-orang Kristen itu sudah mempersiapkan diri untuk
menyerang Muslimin. Parang (golok) yang dijadikan senjata tu sudah
dipersiapkan sejak Oktober 1998. Mereka memesan ratusan parang dari Kampung
Iha di Saparua. Hanya saja orang Islam tidak faham, untuk apa ratusan parang
didatangkan ke Ambon oleh orang-orang Kristen itu. Ada juga yang merakit
senjata.
Menurut sumber dari Korem --yang tentu saja tidak bisa disebutkan namanya--
senjata-senjata itu diantaranya didatangkan dari Belanda dibarengkan dengan
pengiriman mayat. Ada pengiriman mayat dari Belanda sebanyak 6 atau 7 kali,
tidak sekaligus. Peti-peti mati yang dikirim dari Belanda itu diisi pula
dengan senjata RPG7 Basoka (senjata Amerika ataupun NATO). Itulah yang
kemudian untuk menyerang umat Islam, di antaranya di Saparua.
Tragedi berdarah itu, awal-awalnya yang banyak jadi korban adalah orang
Islam, yakni *penyerangan oleh orang Kristen terhadap umat Islam di Hari
Raya Idul Fitri 1419H/ 19-20 Januari 1999M. *
Karena orang Islam tidak siap, dan tidak tahu kalau akan diserang. Lantas,
mulai Februari 1999M aparat dikirim ke Ambon, yakni Kostrad dari Ujung
Pandang. Tugasnya mengamankan. Dalam logika aparat, pihak yang menyerang
--yakni orang-orang Kristen-- itu perusuh, maka diberi tembakan peringatan
ke atas. Tetapi orang-orang Kristen itu tetap saja menyerang umat Islam.
Kemudian ada yang ditembak. Itulah kemudian yang mereka klaim sebagai banyak
korban dari pihak mereka. Tapi sebenarnya tidak banyak.
Rumah-rumah orang Kristen dan gereja-gereja banyak yang utuh, karena memang
orang Islam tidak membakar. Orang Islam hanya mempertahankan diri.
Terakhir, untuk memancing umat Islam, malah mereka (orang-orang Kristen)
sendiri yang membakari rumah-rumah mereka. Itu jelas-jelas diketahui oleh
para saksi mata. Orang menyaksikan kejadian itu, dan memang mereka (orang
Kristen) sendiri yang membakari rumah mereka yang telah dikosongkan. Licik,
memang.
Dari segi korban orang-orang Kristen, karena umat Islam sifatnya hanya
bertahan atau mempertahankan diri, maka pihak Kristen yang mati hanyalah
yang menyerang. Jadi tidaklah wanita-wanita atau anak-anak atau orang-orang
tua, yang terbunuh di pihak Kristen itu. Orang Islam tidak menyerang.
Sebenarnya, belum ada jumlah korban yang akurat secara pasti. Karena tidak
terdata semuanya.
Para korban yang Muslim kita yakini sebagai syuhada', mati syahid karena
mempertahankan Islam, agama Allah. Dibunuh oleh orang-orang Kristen yang
menyerang. Maka para syuhada' itu tidak dimandikan, tidak dikafani, dan tak
dishalati, cukup dikubur bersama pakaiannya yang berlumuran darah, sebagai
saksi di hadapan Allah SWT.
Mengenai orang Muslimah hamil tua lalu dibelah perutnya oleh orang Kristen,
bayinya dikeluarkan lalu dicincang-cincang, saya datang ke sana sudah
berlalu, saya tidak melihatnya. Namun berita itu diketahui oleh seluruh
masyarakat.
Penyerangan di luar Ambon, selain di Ahuru, terakhir di Maluku Tenggara,
tepatnya di Tual, di Kampung Larat, Jum'at berdarah (2 April 1999M). *Dalam
penyerangan brutal itu imam Masjid Larat, H Abdul Aziz Rahayantel dibunuh di
dalam masjid, Jum'at itu, 3 orang Muslim dibunuh di dalam masjid.* Tidak
sampai seminggu, korban meninggal sudah mencapai lebih dari seratus orang.
Di kampung Kei Besar yang meninggal paling banyak Muslim, sedang di Kampung
Kei Kecil kebanyakan yang meninggal Katolik. Ini baru saja saya berhubungan
dengan pihak sana.
Orang-orang Kristen menyerang umat Islam itu tidak tentu waktunya.
Kadang-kadang malam, kadang-kadang subuh, kadang siang atau sore. Seperti di
Hari Raya Idul Fitri itu penyerangan terhadap umat Islam dilakukan siang
hari menjelang sore, tetapi saat lain, peristiwa subuh berdarah itu waktu
subuh. Sedang di Larat, penyerangan terhadap umat Islam dilakukan ba'da
Jum'at, siang hari. Itulah kebencian orang Kristen terhadap umat Islam yang
diwujudkan dengan penyerangan, pembunuhan, pembakaran, dan pengerusakan,
yang justru didukung oleh aparat keamanan setempat. [voa-islam.com]
http://www.voa-islam.com/counter/intelligent/2011/09/16/16130/menengok-ambon-berdarah-1999-umat-islam-dibantai-orang-kristen-aparat-lokal/
Wahai Putriku
Oleh : Ali Ath-Thanthawi
Penerjamah: Abdullah
Editor: Munir F. Ridwan, Muhammadun Abdul Hamid
Putriku tercinta! Aku seorang yang telah berusia hampir lima puluh tahun.
Hilang sudah masa remaja, impian dan khayalan. Aku telah mengunjungi banyak
negeri, dan berjumpa dengan banyak orang.
Aku juga telah merasakan pahit getirnya dunia. Oleh karena itu dengarlan
nasehat-nasehatku yang benar lagi jelas, berdasarkan pengalaman-pengalam
anku, dimana engkau belum pernah mendengarnya dari orang lain.
Kami telah menulis dan mengajak kepada perbaikan moral, menghapus kejahatan
dan mengekang hawa nafsu, sampai pena tumpul, dan mulut letih, dan kami
tidak mengahasilkan apa-apa. Kemungkaran tidak dapat kami berantas, bahkan
semakin bertambah, kerusakan telah mewabah, para wanita keluar dengan
pakaian merangsang, terbuka bagian lengan, betis dan lehernya.
Kami belum menemukan cara untuk memperbaiki, kami belum tahu jalannya.
Sesungguhnya jalan kebaikan itu ada di depanmu, putriku! Kuncinya berada di
tanganmu.
Benar bahwa lelakilah yang memulai langkah pertama dalam lorong dosa, tetapi
bila engkau tidak setuju, laki-laki itu tidak akan berani, dan andaikata
bukan lantaran lemah gemulaimu, laki-laki tidak akan bertambah parah.
Engkaulah yang membuka pintu, kau katakan kepada si pencuri itu : silakan
masuk . ketika ia telah mencuri, engkau berteriak : maling .! Tolong .
tolong. saya kemalingan.
Demi Allah . dalam khayalan seorang pemuda tak melihat gadis kecuali gadis
itu telah ia telanjangi pakaiannya.
Demi Allah . begitulah, jangan engkau percaya apa yang dikatakan laki-laki,
bahwa ia tidak akan melihat gadis kecuali akhlak dan budi bahasanya. Ia akan
berbicara kepadamu sebagai seorang sahabat.
Demi Allah . ia telah bohong! Senyuman yang diberikan pemuda kepadamu,
kehalusan budi bahasa dan perhatian, semua itu tidak lain hanyalah merupakan
perangkap rayuan ! setelah itu apa yang terjadi? Apa, wahai puteriku? Coba
kau pikirkan!
Kalian berdua sesaat berada dalam kenikmatan, kemudian engkau ditinggalkan,
dan engkau selamanya tetap akan merasakan penderitaan akibat kenikmatan itu.
Pemuda tersebut akan mencari mangsa lain untuk diterkam kehormatannya, dan
engakulah yang menanggung beban kehamilan dalam perutmu. Jiwamu menangis,
keningmu tercoreng, selama hidupmu engkau akan tetap berkubang dalam
kehinaan dan keaiban, masyarakat tidak akan mengampunimu selamanya.
Bila engkau bertemu dengan pemuda, kau palingkan muka, dan menghindarinya.
Apabila pengganggumu berbuat lancang lewat perkataan atau tangan yang usil,
kau lepaskan sepatu dari kakimu lalu kau lemparkan ke kepalanya, bila semua
ini engkau lakukan, maka semua orang di jalan akan membelamu. Setelah itu
anak-anak nakal itu takkan mengganggu gadis-gadis lagi. Apabila anak
laki-laki itu menginginkan kebaikan maka ia akan mendatangi orang tuamu
untuk melamar.
Cita-cita wanita tertinggi adalah perkawinan. Wanita, bagaimanapun juga
status sosial, kekayaan, popularitas, dan prestasinya, sesuatu yang sangat
didamba-dambakannya adalah menjadi isteri yang baik serta ibu rumah tangga
yang terhormat.
Tak ada seorangpun yang mau menikahi pelacur, sekalipun ia lelaki hidung
belang, apabila akan menikah tidak akan memilih wanita jalang (nakal), akan
tetapi ia akan memilih wanita yang baik karena ia tidak rela bila ibu rumah
tangga dan ibu putera-puterinya adalah seorang wanita amoral.
Sesungguhnya krisis perkawinan terjadi disebabkan kalian kaum wanita! Krisis
perkawinan terjadi disebabkan perbuatan wanita-wanita asusila, sehingga para
pemuda tidak membutuhkan isteri, akibatnya banyak para gadis berusia cukup
untuk nikah tidak mendapatkan suami. Mengapa wanita-wanita yang baik belum
juga sadar? Mengapa kalian tidak berusaha memberantas malapetaka ini?
Kalianlah yang lebih patut dan lebih mampu daripada kaum laki-laki untuk
melakukan usaha itu karena kalian telah mengerti bahasa wanita dan cara
menyadarkan mereka, dan oleh karena yang menjadi korban kerusakan ini adalah
kalian, para wanita mulia dan beragama.
Maka hendaklah kalian mengajak mereka agar bertakwa kepada Allah, bila
mereka tidak mau bertaqwa, peringatkanlah mereka akan akibat yang buruk dari
perzinaan seperti terjangkitnya suatu penyakit. Bila mereka masih
membangkang maka beritahukan akan kenyataan yang ada, katakan kepada mereka
: kalian adalah gadis-gadis remaja putri yang
cantik, oleh karena itu banyak pemuda mendatangi kalian dan berebut di
sekitar kalian, akan tetapi apakah keremajaan dan kecantikan itu akan kekal?
Semua makhluk di dunia ini tidak ada yang kekal.
Bagaimana kelanjutannya, bila kalian sudah menjadi nenek dengan punggung
bungkuk dan wajah keriput? Saat itu, siapakah yang akan memperhatikan? Siapa
yang akan simpati?
Tahukah kalian, siapakah yang memperhatikan, menghormati dan mencintai
seorang nenek? Mereka adalah anak dan para cucunya, saat itulah nenek
tersebut menjadi seorang ratu ditengah rakyatnya. Duduk di atas singgasana
dengan memakai mahkota, tetapi bagaimana dengan nenek yang lain, yang masih
belum bersuami itu? Apakah kelezatan itu sebanding dengan penderitaan di
atas? Apakah akibat itu akan kita tukar dengan kelezatan sementara?
Dan berilah nasehat-nasehat yang serupa, saya yakin kalian tidak perlu
petunjuk orang lain serta tidak kehabisan cara untuk menasehati
saudari-saudari yang sesat dan patut di dikasihani. Bila kalian tidak dapat
mengatasi mereka, berusahalah untuk menjaga wanita-wanita baik, gadis-gadis
yang sedang tumbuh, agar mereka tidak menempuh jalan yang salah.
Saya tidak minta kalian untuk mengubah secara drastis mengembalikan wanita
kini menjadi kepribadian muslimah yang benar, akan tetapi kembalilah ke
jalan yang benar setapak demi setapak sebagaimana kalian menerima kerusakan
sedikit demi sedikit.
Perbaikan tersebut tidak dapat diatasi hanya dalam waktu sehari atau dalam
waktu singkat, malainkan dengan kembali ke jalan yang benar dari jalan yang
semula kita lewati menuju kejelekan walaupun jalan itu sekarang telah jauh,
tidak menjadi soal, orang yang tidak mau menempuh jalan panjang yang hanya
satu-satunya ini, tidak akan pernah sampai.
Kita mulai dengan memberantas pergaulan bebas, (kalaupun) seorang wanita
membuka wajahnya tidak berarti ia boleh bergaul dengan laki-laki yang bukan
mahramnya. Istri tanpa tutup wajah bukan berarti ia boleh menyambut kawan
suami dirumahnya, atau menyalaminya bila bertemu di kereta, bertemu di
jalan, atau seorang gadis menjabat tangan kawan pria di sekolah,
berbincang-bincang, berjalan seiring, belajar bersama untuk ujian, dia lupa
bahwa Allah menjadikannya sebagai wanita dan kawannya sebagai pria, satu
dengan lain dapat saling terangsang. Baik wanita, pria, atau seluruh
penduduk dunia tidak akan mampu mengubah ciptaan Allah, menyamakan dua jenis
atau menghapus rangsangan seks dari dalam jiwa mereka.
Mereka yang menggembor-gemborkan emansipasi dan pergaulan bebas atas kemajuan
adalah pembohong dilihat dari dua sebab :
Pertama : karena itu semua mereka lakukan untuk kepuasan pada diri mereka,
memberikan kenikmatan-kenikmat an melihat angota badan yang terbuka dan
kenikmatan-kenikmat an lain yang mereka bayangkan. Akan tetapi mereka tidak
berani berterus terang, oleh karena itu mereka bertopeng dengan kalimat yang
mengagumkan yang sama sekali tidak ada artinya, kemajuan, modernisasi,
kehidupan kampus, dan ungkapan-ungkapan yang lain yang kosong tanpa makna
bagaikan gendang.
Kedua : mereka bohong oleh karena mereka bermakmum pada Eropa, menjadikan
eropa bagaikan kiblat, dan mereka tidak dapat memahami kebenaran kecuali
apa-apa yang datang dari sana, dari Paris, London, Berlin dan New york.
Sekalipun berupa dansa, porno, pergaulan bebas di sekolah, buka aurat di
lapangan dan telanjang di pantai (atau di
kolam renang). Kebatilan menurut mereka adalah segala sesuatu yang datangnya
dari timur, sekolah-sekolah Islam dan masjid-masjid, walapun berupa
kehormatan, kemuliaan,, kesucian dan petunjuk. Kata mereka, pergaulan bebas
itu dapat mengurangi nafsu birahi, mendidik watak dan dapat menekan libido
seksual, untuk menjawab ini saya limpahkan pada mereka yang telah mencoba
pergaulan bebas di sekolah-sekolah, seperti Rusia yang tidak beragama, tidak
pernah mendengar para ulama dan pendeta. Bukankah mereka telah meninggalkan
percobaan ini setelah melihat bahwa hal ini amat merusak?
Saya tidak berbicara dengan para pemuda, saya tidak ingin mereka mendengar,
saya tahu, mungkin mereka menyanggah dan mencemoohkan saya karena saya telah
menghalangi mereka untuk memperoleh kenikmatan dan kelezatan, akan tetapi
saya berbicara kepada kalian, putri-putriku, wahai putriku yang beriman dan
beragama! Putriku yang terhormat dan terpelihara ketahuilah bahwa yang
menjadi korban semua ini bukan orang lain kecuali engkau.
Oleh karena itu jangan berikan diri kalian sebagai korban iblis, jangan
dengarkan ucapan mereka yang merayumu dengan pergaulan yang alasannya, hak
asasi, modernisme, emansipasi dan kehidupan kampus.
Sungguh kebanyakan orang yang terkutuk ini tidak beristri dan tidak memiliki
anak, mereka sama sekali tidak peduli dengan kalian selain untuk pemuas
kelezatan sementara. Sedangkan saya adalah seorang ayah dari empat gadis.
Bila saya membela kalian, berarti saya membela putri-putriku sendiri. Saya
ingin kalian bahagia seperti yang saya inginkan untuk putri-putriku.
Sesungguhnya tidak ada yang mereka inginkan salain memperkosa kehormatan
wanita, kemuliaan yang tercela tidak akan bisa kembali, begitu juga martabat
yang hilang tidak akan dapat diketemukan kembali.
Bila anak putri jatuh, tak seorangpun di antara mereka mau menyingsingkan
lengan untuk membangunkannya dari lembah kehinaan, yang engkau dapati mereka
hanya memperebutkan kecantikan si gadis, apabila telah berubah dan hilang,
mereka pun lalu pergi menelantarkan, persisnya seperti anjing meninggalkan
bangkai yang tidak tersisa daging sedikitpun.
Inilah nasehatku padamu, putriku. Inilah kebenaran. Selain ini jangan
percaya. Sadarlah bahwa di tanganmulah, bukan di tangan kami kaum laki-laki,
kunci pintu perbaikan. Bila mau perbaikilah diri kalian, dengan demikian
umat pun kan menjadi baik. (wallahul musta'an).
Disarikan dari buku : "Wahai Putriku" Ali Thanthawi
Sahabat-sahabat, mohon izin *share *sebuah tulisan yang sangat mencerahkan
dari Pak Rhenald Kasali.
Semoga berkenan.
Sekolah untuk Apa? *
Beberapa hari ini kita membaca berita betapa sulitnya anak-anak mencari
sekolah.Masuk universitas pilihan susahnya setengah mati. Kalaupun diterima,
bak lolos dari lubang jarum. Sudah masuk ternyata banyak yang "salah kamar".
Sudah sering saya mengajak dialog mahasiswa yang bermasalah dalam
perkuliahan, yang begitu digali selalu mengatakan mereka masuk jurusan yang
salah. Demikianlah, diterima di perguruan tinggi negeri (PTN) masalah, tidak
diterima juga masalah. Kalau ada uang bisa kuliah di mana saja.
Bagaimana kalau uang tak ada? Hampir semua orang ingin menjadi sarjana,
bahkan masuk program S-2. Jadi birokrat atau jenderal pun sekarang banyak
yang ingin punya gelar S- 3. Persoalan seperti itu saya hadapi waktu lulus
SMA, 30 tahun lalu, dan ternyata masih menjadi masalah hari ini.
Sekarang, memilih SMP dan SMA pun sama sulitnya. Mengapa hanya soal
memindahkan anak ke sekolah negeri lain saja lantaran pindah rumah biayanya
begitu besar? Padahal bangku sekolah masih banyak yang kosong. Masuk sekolah
susah, pindah juga sulit, diterima di perguruan tinggi untung-untungan, cari
kerja susahnya minta ampun.
Lengkap sudah masalah kita. Kalau kita sepakat sekolah adalah jembatan untuk
mengangkat kesejahteraan dan daya saing bangsa, mengapa dibuat sulit? Lantas
apa yang harus dilakukan orang tua? Jadi sekolah untuk apa di negeri yang
serbasulit ini?
Kesadaran Membangun SDM
Lebih dari 25 tahun yang lalu, saat berkuasa, Perdana Menteri (PM) Malaysia
Mahathir Mohamad sadar betul pentingnya pembangunan sumber daya manusia
(SDM). Dia pun mengirim puluhan ribu sarjana mengambil gelar S-2 dan S-3 ke
berbagai negara maju.
Hal serupa juga dilakukan China. Tidak sampai 10 tahun,lulusan terbaik itu
sudah siap mengisi perekonomian negara. Hasilnya Anda bisa lihat sekarang.
BUMN di negara itu dipimpin orang-orang hebat, demikian pula perusahaan
swasta dan birokrasinya. Perubahan bukan hanya sampai di situ.
Orang-orang muda yang kembali ke negerinya secara masif me-reform sistem
pendidikan. Tradisi lama yang terlalu kognitif dibongkar. Old ways teaching
yang terlalu berpusat pada guru dan papan tulis,serta peran brain memory
(hafalan dan rumus) yang dominan mulai ditinggalkan.
Mereka membongkar kurikulum, memperbaiki metode pengajaran, dan
seterusnya.Tak mengherankan kalau sekolahsekolah di berbagai belahan dunia
pun mulai berubah. Di negeri Belanda saya sempat terbengong-bengong
menyaksikan bagaimana universitas seterkenal Erasmus begitu mudah menerima
mahasiswa.
"Semua warga negara punya hak untuk mendapat pendidikan yang layak, jadi
mereka yang mendaftar harus kami terima," ujar seorang dekan di Erasmus.
Beda benar dengan universitas negeri kita yang diberi privilege untuk
mencari dan mendapatkan lulusan SLTA yang terbaik.
Seleksinya sangat ketat. Lantas bagaimana membangun bangsa dari lulusan yang
asal masuk ini? "Mudah saja," ujar dekan itu. "Kita potong di tahun kedua.
Masuk tahun kedua, angka drop out tinggi sekali. Di sinilah kita baru bicara
kualitas, sebab walaupun semua orang bicara hak, soal kemampuan dan minat
bisa membuat masa depan berbeda,"ujarnya.
Hal senada juga saya saksikan hari-hari ini di Selandia Baru. Meski
murid-murid yang kuliah sudah dipersiapkan sejak di tingkat SLTA, angka drop
out mahasiswa tahun pertama cukup tinggi.Mereka pindah ke politeknik yang
hanya butuh satu tahun kuliah. Yang lebih mengejutkan saya adalah saat
memindahkan anak bersekolah di tingkat SLTA di Selandia Baru.
Sekolah yang kami tuju tentu saja sekolah yang terbaik, masuk dalam 10 besar
nasional dengan fasilitas dan guru yang baik. Saya menghabiskan waktu
beberapa hari untuk mewawancarai lulusan sekolah itu masing-masing, ikut
tour keliling sekolah, menanyakan kurikulum dan mengintip bagaimana
pelajaran diajarkan.
Di luar dugaan saya,pindah sekolah ke sini pun ternyata begitu mudah. Sudah
lama saya gelisah dengan metode pembelajaran di sekolah-sekolah kita yang
terlalu kognitif, dengan guruguru yang merasa hebat kalau muridnya bisa
dapat nilai ratarata di atas 80 (betapapun stresnya mereka) dan sebaliknya
memandang rendah terhadap murid aktif, namun tak menguasai semua subjek.
Potensi anak hanya dilihat dari nilai, yang merupakan cerminan kemampuan
mengopi isi buku dan catatan. Entah di mana keguruan itu muncul kalau
sekolah tak mengajarkan critical thinking. Kita mengkritik lulusan yang
biasa membebek, tapi tak berhenti menciptakan bebek-bebek dogmatik.
Kalau lulusannya mudah diterima di sekolah yang baik di luar negeri,mungkin
guruguru kita akan menganggap sekolahnya begitu bagus. Mohon maaf, ternyata
tidak demikian. Jangankan dibaca, diminta transkrip nilainya pun tidak. Maka
jangan heran, anak dari daerah terpencil pun di Indonesia, bisa dengan mudah
diterima di sekolah yang baik di luar negeri.
Bahkan tanpa tes. Apa yang membuat demikian? "Undang-undang menjamin semua
orang punya hak yang sama untuk belajar," ujar seorang guru di Selandia
Baru. Lantas, bukankah kualitas lulusan ditentukan input-nya? "Itu ada
benarnya, tapi bukan segala-galanya," ujar putra sulung saya yang kuliah di
Auckland University tahun ketiga.
Maksudnya,tes masuk tetap ada,tetapi hanya dipakai untuk penempatan dan
kualifikasi. Di tingkat SLTA, mereka hanya diwajibkan mengambil dua mata
pelajaran wajib (compulsory) yaitu Matematika dan Bahasa Inggris. Pada dua
mata pelajaran ini pun mereka punya tiga kategori: akselerasi, rata-rata,
dan yang masih butuh bimbingan.
Sekolah dilarang hanya menerima anakanak bernilai akademik tinggi karena
dapat menimbulkan guncangan karakter pada masa depan anak, khususnya
sifat-sifat superioritas, arogansi, dan kurang empati. Mereka hanya super di
kedua kelas itu, di kelas lain mereka berbaur.
Dan belum tentu superior di kelas lain karena pengajaran tidak hanya
diberikan secara kognitif. Selebihnya, hanya ada empat mata pelajaran
pilihan lain yang disesuaikan dengan tujuan masa depan masingmasing. Bagi
mereka yang bercita- cita menjadi dokter, biologi dan ilmu kimia wajib
dikuasai.
Bagi yang akan menjadi insinyur wajib menguasai fisika dan kimia. Sedangkan
bagi yang ingin menjadi ekonom wajib mendalami accounting, statistik,dan
ekonomi. Anak-anak yang ingin menjadi ekonom tak perlu belajar biologi dan
fisika. Beda benar dengan anak-anak kita yang harus mengambil 16 mata
pelajaran di tingkat SLTA di sini, dan semuanya diwajibkan lulus di atas
kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Bayangkan, bukankah citacita pembuat kurikulum itu orangnya hebat sekali?
Mungkin dia manusia super.Seorang lulusan SLTA tahun pertama harus menguasai
empat bidang sains (biologi,ilmu kimia, fisika, dan matematika), lalu tiga
bahasa (Bahasa Indonesia, Inggris, dan satu bahasa lain), ditambah PPKN,
sejarah, sosiologi, ekonomi, agama, geografi, kesenian, olahraga, dan
komputer.
Hebat sekali bukan? Tidak mengherankan kalau sekolah menjadi sangat
menakutkan, stressful, banyak korban kesurupan, terbiasa mencontek, dan
sebagainya. Harus diakui kurikulum SLTA kita sangat berat. Seperti kurikulum
program S-1 20 tahun lalu yang sejajar dengan program S-1 yang digabung
hingga S-3 di Amerika.
Setelah direformasi, kini anak-anak kita bisa lulus sarjana tiga tahun.
Padahal dulu butuh lima tahun. Dulu program doktor menyelesaikan di atas 100
SKS, sehingga hampir tak ada yang lulus. Kini seseorang bisa lulus doktor
dalam tiga tahun. Anda bisa saja mengatakan, dulu kita juga demikian, tapi
tak ada masalah kok!
Di mana masalahnya? Masalahnya, saat ini banyak hal telah berubah. Teknologi
telah mengubah banyak hal, anakanak kita dikepung informasi yang lebih
bersifat pendalaman dan banyak pilihan, tapi datang dengan lebih
menyenangkan. Belajar bukan hanya dari guru, melainkan dari segala
resources.
Ilmu belajar menjadi lebih penting dari apa yang dipelajari itu
sendiri,sehingga diperlukan lebih dari seorang pengajar, yaitu pendidik.
Guru tak bisa lagi memberikan semua isi buku untuk dihafalkan, tetapi guru
dituntut memberikan bagaimana hidup tanpa guru, lifelong learning.
Saya saksikan metode belajar telah jauh berubah. Seorang guru di West Lake
Boys School di Auckland mengatakan, "Kami sudah meninggalkan old ways
teaching sejak 10 tahun lalu. Maka itu, sekolah sekarang harus memberikan
lebih banyak pilihan daripada paksaan. Percuma memberi banyak pengetahuan
kalau tak bisa dikunyah. Guru kami ubah,metode diperbarui,fasilitas baru
dibangun," ujar seorang guru.
Masih banyak yang ingin saya diskusikan,tapi sampai di sini ada baiknya kita
berefleksi sejenak. Untuk apa kita menciptakan sekolah dan untuk apa kita
bersekolah? Mudahmudahan kita bisa mendiskusikan lebih dalam minggu depan
dan semoga anak-anak kita mendapatkan masa depan yang lebih baik.
RHENALD KASALI
Ayo ayo .... jemput rizki kita dengan semangat yaa ...
>> 5 (us)
1. Niat harus tul(us)
2. Ibadah makin bag(us)
3. Hidup terus lur(us)
4. Ikhtiar yg seri(us)
5. Tobat terus mener(us)
> Bukan bisnis langit, kalo harta jd ilah di hatinya. Dunia jadi tujuan akhirnya.
> Bukan bisnis langit, kalo senyum hanya karena ingin orang datang, ramah karena niat dagangan dibeli orang. Timbangan yg sesuai hanya karena ingin dapat pujian.
> Bukan bisnis langit, ketika uang sudah mulai mengalir mudah, namun bangun subuh makin susah.
> Bukan bisnis langit, kalo di tiap solatnya tercampur urusan bisnisnya.
> Bukan bisnis langit, kalo masih marah2 ketika datang pengemis ke rumah.
> Bukan bisnis langit, kalo masih ada hasad pada pesaing, ada dengki dan dendam pada rekan bisnis yg pernah menzholimi.
> Bukan bisnis langit, jika tidak ada ketenangan dalam hartanya.
> Bukan bisnis langit, jika cacian + makian jadi penghalang, kegagalan jadi keputusasaan.
> Bukan bisnis langit, jika bisnis kian besar, kepala juga semakin besar. Merasa rezeki datang karena hasil jerih payahnya, kepandaian dan keahliannya.
> Kita hanya bisa menjemput rizki, Allah dan alam yg mendatangkan rezeki ke para juragan2 sekalian.
> Gan, perjalanan rezeki menghampiri kita jauh lebih panjang dari perjalanan kita menjemput rezeki.
Ayo jadi pebisnis langit!
Allahu'alam bishshowab
Catatan kecil
@sahid hotel 220611,
Ihsan tanjung + aagym
Assalamulalaikum wr.wb
Hello para insan-insan akhir zaman,
Sudah Pernahkah melihat film terbaru x-men first class??
Liat di awal dan akhirnya, di awal film ada anak dgn jaket ber-bintang daud di polandia berkelebihan (mutan magnet).
Dan di akhir film anak tersebut menjelma menjadi sesuatu Mutan yang hampir tidak terkalahkan
>> yup betul dia seorang yahudi!! lagi2 film propaganda jew yang menggiring derita yahudi yang di dramatisasi Nazi PD2.
Banyak sekali film2 superhero dengan sasaran anak2 untuk percaya yahudi adalah korban genocida nazi dan mereka adalah orang2 terpilih oleh tuhan diatas orang2 manusia 'biasa' ghoyyim ....
Sehingga ketika nanti penonton anak2 ini dewasa mereka menerima yahudi & mendukung apapun yang mereka lakukan termasuk yahudi yang meng genocida muslim di seeluruh dunia khususnya palestina.
Tujuan mereka adalah mencuci otak agar anak2 ini lewat film2 hollywood bahwa yahudi jew adalah genius dan muslim itu dongo bodoh dan hanya pantas menjadi budak atau hanya beban di dunia ini
Sayangnya itu memang terjadi, alat2 telekomunikasi / komputer yang saya gunakan untuk blog ini (mau tidak mau sangat berguna) pasti bukan di ciptakan oleh seorang ilmuan muslim (CMIIW) , walaupun ada mungkin muslim yang menjadi "robot" sebagai tukang solder atau assembly atau marketer produk2 ciptaan manusia unggul tadi!!
Kita lihat muslim saat ini terpisah berai kacau kekerasan dimana-mana, saling membunuh perang saudara atau negara menjadi negara 3 budak pelayan negara superpower dunia, lewat kapitalisme dengan jaring-jaring tidak terlihat namun terasa mem-boneka kan para pemimpinnya.
Sayang seribu sayang, itulah yg terjadi.siapa yang tidak tunduk cepat atau lambat, akan di bantai seperti libya saat ini.
Wake up call bagi seluruh muslim berbunyi setiap detiknya! Kenapa hanya di jauhkan karena ketika terganggu dalam mimpi semu kita???
Melawan Amerika Ala Jepang
Sabtu, - 11:04:27
Jepang pernah diratakan dengan tanah oleh tentara Amerika. Tahun 1945, tidak
kurang dari 140 ribu nyawa bangsa Jepang hilang sia-sia ketika bom Atom dijatuhkan
di Hiroshima. Dan 70 ribu lainnya mati sia- sia ketika bom Atom satunya lagi dijatuhkan di Nagasaki.
Praktis Jepang lumpuh. Tentaranya yang sedang menjajah negeri lain meluaskan sayap, pulang kampung. Negeri itu bangkrut, bubar dan tidak berbentuk lagi. Apa yang pernah dialami Jepang di masa itu kira-kira mirip dengan yang dialami Iraq, Afghanistan dan negeri-negeri muslim lainnya.
Bahkan mungkin penderitaan Jepang jauh lebih dahsyat. Sebab bom Atom itu bukan cuma menghancurkan gedung dan infrastruktur, tetapi efek radiasinya masih berbahaya untuk beberapa waktu.Berbeda dengan sikap bangsa Jepang, ketika melihat negeri Islam dihancurkan oleh tentara Amerika, banyak pemuda muslim dari seluruh dunia yang marah dan bertekad membalas serangan itu dengan serangan yang sama.
Bahkan Usamah bin Ladin menyerukan jihad kepada Amerika, dan memerintahkan
untuk membunuh semua bangsa Amerika, dimana saja bertemu. Kemarahan Usamah
itu kemudian disambut gegap gempita oleh banyak kalangan muslim di dunia.
Tidak sedikit Kedutaan Besar Amerika di berbagai negara yang menerima ancaman
bom dan peledakan. Warga Amerika sendiri pun tidak jarang menerima ancaman
penganiayaan hingga pembunuhan di berbagai negara. Sampai pemerintah Amerika seringkali mengeluarkan travel warning demi keselamatan warganya.
Sebuah reaksi yang cukup membuat pemerintah Amerika kalang kabut.
Bom Teroris Tapi yang rada aneh justru terjadi di negeri kita. Alih-alih membunuh bangsa Amerika, justru yang terbunuh malah bangsa sendiri.
Serangan demi serangan dilancarkan oleh para pengebom, namun lebih sering salah
sasaran.Meski pun penjelasannya untuk menyerang kepentingan Amerika, tetapi yang jadi korban malah bukan warga negara Amerika.
Justru bangsa kita yang nota bene umat Islam, malah lebih sering terkena sasaran pengeboman yang dilancarkan secara membabi buta oleh orang yang tidak bertanggung-jawab.Sayangnya, semua pengeboman itu masih memakai judul besar : jihad fi sabilillah.
Padahal, yang mati bukan orang Amerika.
Tempatnya pun bukan di medan peperangan yang sesungguhnya.Serangkaian peledakan bom terus terjadi hingga hari ini. Catatan yang kita miliki antara lain : 1 Agustus 2000 : Ledakan bom terjadi di depan kediaman Duta Besar Filipina untuk Indonesia di Jakarta. Ledakan bom itu menewaskan dua staf rumah tangga kediaman serta puluhan orang lainnya mengalami luka cukup serius.
13 September 2000 : Bom mengguncang lantai parkir Gedung Bursa Efek Jakarta.
Dengan bahan peledak TNT, ledakan bom menewaskan 10 orang, melukai 15 orang,
serta dua mobil hangus, dan 20 mobil rusak.
25 Desember 2000 : Bom meledak di berbagai tempat di Indonesia saat malam
Natal, yakni Jakarta, Bekasi, Sukabumi, Bandung, Mojokerto, Mataram, Pematang
Siantar, Medan, Batam, dan Pekanbaru.
Rangkaian ledakan ini mengakibatkan belasan orang tewas, seratus lebih lainnya luka-luka dan puluhan mobil rusak. Tercatat hanya 16 dari 31 bom yang meledak. Agustus 2001 : Bom meledak di Plaza Atrium, Senen, Jakarta Pusat. Ledakan
melukai enam orang.
23 September 2001 : Ledakan di lantai parkir Atrium Plaza menghancurkan
beberapa mobil, walau tidak ada korban jiwa.
12 Oktober 2002 : Tiga ledakan bom mengguncang Bali. Ledakan pertama dan
kedua mengguncang kawasan di Jalan Legian, Kuta.
Sedangkan ledakan lainnya terjadi di dekat Kantor Konsulat Amerika Serikat, Denpasar. Di Manado, Sulawesi Utara, bom rakitan meledak di pintu gerbang masuk Kantor Konjen Filipina, tapi tidak ada korban jiwa.
Ledakan di Jalan Legian, mengakibatkan setidaknya 187 tewas dan 400 lainnya luka-luka. Ledakan juga mengakibatkan kerusakan parah dalam radius 100 meter dari pusat ledakan. Polisi mengidentifikasikan bahwa ledakan berasal dari bom mobil yang diletakkan di dalam Mitsubishi L-300.
Tiga terpidana mati, Amrozi cs, sudah dieksekusi.
5 Agustus 2003 : Ledakan hebat mengguncang Hotel JW Marriott, Jakarta.
Dengan bahan peledak, antara lain berupa CLO3, aluminium powder, TNT, detonator
dan sumbu peledak. Bom menewaskan 11 orang, melukai 152 orang dan menghancurkan 22 mobil.
Pada 9 September 2004 : pengeboman di depan Kedubes Australia, Kuningan, Jaksel.
Jumlah korban jiwa tidak begitu jelas. Pihak Indonesia berhasil mengidentifikasi
sembilan orang, namun pihak Australia menyebut angka 11. Peledakan itu dipercayai dilakukan oleh seorang pengebom berani mati bernama Heri Kurniawan alias Heri Golun dengan menggunakan van mini. Heri berhasil diidentifikasi melalui tes DNA.
1 Oktober 2005 : Terjadi tiga pengeboman di Bali, satu di Kuta dan dua di Jimbaran dengan sedikitnya 23 orang tewas dan 196 lainnya luka-luka.
Jepang Tidak Membalas Teror Ketika negerinya diporakporandakan, bangsa Jepang pasti marah. Namun menarik untuk dikaji, mereka sudah tidak bernafsu lagi untuk membalas dengan serangan militer yang hanya akan menumpahkan darah. Pembalasan yang dilakukan oleh bangsa Jepang cukup intelek dan elegan.
Bukan mesiu atau peluru yang mereka kirim ke Amerika, tetapi rombongan mahasiswa genius yang sengaja diperintahkan untuk `mencuri` ilmu dan teknologi dari mantan lawannya.Berbeda dengan mental terjajah bangsa Indonesia yang ke Amerika malah belajar ilmu-ilmu keislaman dari Yahudi, mahasiswa Jepang justru belajar teknologi yang memang belum mereka miliki.
Karena dikerjakan dengan tekat yang serius, maka "dalam waktu singkat nyaris hampir semua teknologi dan kekayaan ilmu pengetahuan yang tadinya dimiliki Amerika, sekarang sudah menjadi milik Jepang. Saya diceritakan bagaimana saat itu Amerika agak pelit berbagi teknologi.
Sampai akhirnya Jepang terpaksa membeli mobil Ford utuh untuk dibawa pulang ke Jepang. Di Jepang, mobil itu tidak untuk dipersembahkan buat para pejabat yang makan uang rakyat, tetapi untuk dibedah, dipreteli satu per satu isi perutnya, dipelajari dan . . . ini yang menarik, ditiru, dikembangkan, disempurnakan dan diproduksi massal.
Hasilnya? Semua orang tahu bahwa Amerika pun akhirnya mengimpor mobil dan motor dari Jepang. Sebab industri otomotif Jepang melesat maju meninggalkan industri
otomotif Amerika.
Bahkan sepeda motor yang dipakai patroli jalan raya California (ingat film CHIPS), mereknya Honda. Bahkan kini General Motor sebagai induk industri otomotif Amerika terpaksa merumahkan ribuan karyawannya.
Teknik perakitan kendaraan roda empat memang tidak diciptakan orang Jepang, patennya
dimiliki orang Amerika. Tapi ternyata Jepang dengan inovasinya bisa mengembangkan industri perakitan kendaraan yang lebih cepat dan murah.
Di bidang elektronik, Akio Morita mengembangkan Sony Walkman yang melegenda itu. Meski pita kaset ditemukan patennya oleh Phillip Electronics. Tapi walkman berhasil dikembangkan dan dibudling sebagai sebuah produk yang booming Sony tidak kurang dari 150 juta produk.
Bangsa Jepang Gemar Berkarya Berbeda dengan umumnya bangsa-bangsa muslim yang senang berdebat, saling menjelekkan dan jarang akur, alias lebih sering bertikai, bangsa Jepang kelihatan lebih kalem. Mereka tidak terlalu banyak cakap, tapi rajin bekerja.Mas
Romi Satria Wahono, teman saya yang menggondol doktor di Jepang dan 10 tahun bermukim disana bercerita. Menurut beliau, rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam per tahun.
Jam kerja ini terbilang sangat tinggi, bila dibandingkan dengan jam kerja bangsa- bangsa lain yang juga maju. Konon jam kerja orang Amerika sebanyak 1.957 jam per tahun. Kalau orang Inggris jam kerjanya 1.911 jam per tahun.
Orang Jerman bekerja sebanyak 1.870 jam setahun. Orang Perancis bekerja sebanyak 1.680 jam setahun. Sayangnya, saya tidak punya data PNS di negeri kita, berapa ya kira-kira jumlah jam kerja mereka? Kalau mau iseng-iseng coba yuk kita hitung.
Misalnya, PNS kita yang akan uang pajak rakyat itu datang ke kantor jam 09.00 pagi dengan badan lelah berjam-jam naik angkot dengan lalu lintas yang macet parah. Sampai di kantor harus istirahat dulu sambil baca koran atau minum teh. Kerja betulannya baru dimulai kira-kira jam 10.00 pagi. Jam 11.30 sudah repot mau ke Masjid, sebab alasannya kan mau menunaikan ibadah shalat Dzhuhur. Balik dari masjid sekalian makan siang, jam 14.00.
Kerja sebentar kira-kira 1 jam, itu pun kalau ada yang dikerjakan, kalau tidak ada, ya main game, chating, catur, atau ngobyek. Praktis sehari kerja yang beneran cuma 3 jam. Kalau seminggu kerja 5 hari, berarti seminggu hanya 15 jam.
Setahun? Kalikan saja dengan 52 minggu, hasilnya hana 780 jam setahun. Itupun sudah tidak dihitung tanggal merah, cuti bersama dan `HARPITNAS` (Hari Kejepit Nasional).
Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama. Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan (yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang.
Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan `agak memalukan` di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk `yang tidak dibutuhkan` oleh perusahaan. Tekun dan Ulet ·Bumi Jepang sebenarnya tidak terlalu berlimpah dengan kekayaan alam.
Tapi barangkali justru faktor itulah yang memicu orang-orang Jepang menjadi tekun dan ulet, akhirnya malah sukses. Sesungguhnya untuk kebutuhan warganya, Jepang sangat mengandalkan negara lain, termasuk Indonesia. Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia.
Sampai ada yang bilang seandainya Indonesia menghentikan pasokan minyak bumi ke Jepang, maka 30% wilayah Jepang akan gelap gulita. Bandingkan dengan negeri kita yang berlimpah dengan bahan- bahan alam, ada minyak bumi, batu bara,bijih besi, emas dan lainnya. Seharusnya kita lebih maju dari Jepang.
Bahkan bisa menekan Jepang dengan menghentikan ekspor minyak bumi. Tapi itulah bangsa Jepang, alamnya yang sering dilanda gempa bukan bikin bangsanya jadi peminta-minta belas kasihan negara lain. Nasionalisme dan loyaliltas Hal yang menarik lainnya dari bangsa Jepang, mereka punya rasa nasionalisme yang patut dibanggakan. Kedutaan Besar Jepang di berbagai negara selalu terbuka untuk memberikan bantuan sepenuhnya buat warganya.
Berbeda dengan ulah para pejabat KBRI dan konsulat kita di negeri lain, alih-alih membela bangsa sendiri, yang sering saya lihat mereka malah rada bermusuhan kepada WNI sendiri. Hubungan renggang antara pejabat kedutaan dengan bangsa Indonesia yang tinggal di negara yang bersangkutan, lebih sering kurang serasi.
Bangsa Jepang juga dikenal punya loyalitas yang tinggi. Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan rapi. Sedikit berbeda dengan sistem di Amerika dan Eropa, sangat jarang orang Jepang yang `berpindah-pindah pekerjaan. Mereka biasanya bertahan di satu atau dua perusahaan sampai pensiun.Ini mungkin implikasi dari Industri di Jepang yang kebanyakan hanya mau menerima fresh graduate, yang kemudian mereka latih dan didik sendiri sesuai dengan bidang garapan (core business) perusahaan.Di negeri kita, loyalitas adalah barang basi.
Loyalitas biasanya diberikan kepada pihak yang mau bayar lebih tinggi. Termasuk
dalam urusan memilih partai dan pejabat. Siapa yang uang `serangan fajar`nya lebih
tinggi, biasanya dia yang menang.
Tidak Bergantung Bangsa Lain Berbeda dengan negeri-negeri yang mayoritas muslim, bangsa Jepang punya kebiasaan untuk tidak bergantung kepada bangsa lain.Ini pengalaman saya sendiri waktu berangkat ke Jepang. Kebetulan charger hp saya tertinggal di Jakarta, dan itu saya sadari ketika sudah masuk ruang tunggu bandara. Saya berpikir, alah gampang, nanti saja di Tokyo saya beli yang baru atau pinjam teman. Toh hp saya bermerk Sony Ericsson, Sony kan merk Jepang.
Masak sih tidak ada yang jual, begitu pikir saya.Ternyata saya salah besar. Di Jepang bukan hanya tidak dijual chargernya, bahkan hp yang semerk dengan milik saya pun tidak dijual. Dari belasan toko elektronik yang saya masuki, semua menggeleng dan
bilang, hp seperti itu belum pernah dia lihat seumur hidupnya. Rupanya bangsa Jepang punya hp sendiri, yang tidak ada di negara lain.
Mereka bikin sendiri dan hanya bisa dipakai di Jepang saja. Merk-merk hp terkenal seperti yang ada di negeri kita, justru tidak dikenal di Jepang.Colokan listrik Jepang pun beda dengan yang umumnya berlaku di berbagai negara.
Bentuknya pipih berbentuk lempengan, alat-alat elektronik yang kita punya sudah pasti tidak bisa dicolok disana, kecuali bila kita beli adapter.Tegangan listriknya saja `aneh` dalam pandangan saya. Dimana-mana kan seharusnya 220 volt. Ternyata di Jepang
cuma 110 volt.Teman-teman panitia yang mengundang saya di Jepang berkomentar,`Ustadz, orang Jepang itu merasa Jepang adalah pusat dunia.
Mereka merasa tidak butuh dengan negara lain. Jadi mereka ciptakan teknologi sesuai dengan selera mereka saja'Membangun Peradaban Mengalahkan AmerikaDari semua hal di atas, yang paling mengesankan saya sendiri adalah balas dendam dan perlawanan bangsa Jepang terhadap gempuran Amerika dilakukan bukan dengan menumpahkan darah.Barangkali bangsa Jepang sudah belajar cukup banyak tentang makna kemanusiaan, walau pun bangsa Jepang tidak mengenal agama. Bahkan di Jepang tidak ada hari libur keagamaan.
Bandingkan dengan kita bangsa-bangsa muslim yang sepanjang tahun semarak dengan berbagai perayaan hari besar agama, tetapi rajin berbunuhan sepanjang tahun.Iraq, Palestina, Afghanistan, Pakistan adalah contoh dari sekian banyak negeri yang harga nyawa manusia terasa sedemikian murah.
Harta benda milik manusia sama sekali tidak ada jaminan keamananya, karena setiap saat bisa saja dicuri, dirampok, dikorupsi oleh pejabatnya, digelapkan bahkan dijarah. Lepas dari siapa pelaku dan pihak yang salah, tetapi gambaran tentang peradaban Islam yang aman, sesuai dengan akar kata `islam`, rasanya masih jauh di alam mimpi.
Kita tidak bisa dengan mudah menemukannya di negeri-negeri muslim.Seandainya bangsa-bangsa muslim membangun teknologi yang unggul, tidak mengandalkan kepada bangsa lain, saya yakin Amerika pun akan hormat kepada kita. Saya tahu persis bahwa mahasiswa Indonesia di luar negeri cukup banyak yang sudah menguasai berbagai teknologi.
Bahkan bikin reaktor nuklir pun bisa dilakukan dengan mudah. Ilmunya sudah dikuasai, tapi good will dari pemerintahnya yang tidak ada.Apalagi bila kita mampu menguasai dan mengolah sendiri kekayaan alam yang berlimpah, tidak digadaikan buat kepentingan bangsa lain, maka Amerika pasti semakin takut dengan kita.
Tapi sekali lagi, niat baik dari para pemimpin yang langka.Dan yang lebih fantastis lagi, seandainya bangsa-bangsa muslim di dunia ini mengakhiri pertikaian di tengah mereka, lalu bersatu menjalin kekuatan bersama, saya tambah yakin kalau Amerika tidak akan bisa jualan senjata.
Industri persenjataan Amerika itu bisa untung besar, selama negeri-negeri Islam sibuk berperang. Artinya, perang adalah ladang penghidupan buat Amerika. Jadi kita ini sebenarnya tidak perlu boikot makanan Amerika.
Cukup hentikan perang, insya Allah industri senjata Amerika akan gulung tikar. Dan rasanya aneh, mosok kita perang lawan Amerika, tapi pakai M-16? Mosok kita perang melawan Israel tapi pakai Uzi? Kalau pun nanti kita berjhad fisik suatu hari, sebaiknya senjata yang kita pakai bukan M-16 atau AK47, tetapi merknya Paijo 77, Paimin 85, Tugiran 2000 atau Wakijan 21.
Maksudnya, kita pakai senjata yang kita bangun sendiri industrinya. Tulisan saya ini bukan berarti membesar- besarkan Jepang yang pernah menjajah kita 3,5 tahun dan memperkosa wanita-wanita kita (Jugun Ianfu).
Tapi sekedar mengambil pelajaran. Biar bagaimana pun Jepang pasti punya kekurangan dan kelemahan juga. Semoga Allah SWT membuka hati-hati kita dan meneranginya dengan cahaya-Nya yang tidak pernah padam, agar kita semua dapat mengambil pelajaran berharga. Maka ambillah untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai wawasan. (QS. Al-Hasyr : 2) ust Ahmad Sarwat
"Akan datang suatu zaman manusia dimana cita-cita mereka untuk kepentingan perut mereka, kemuliaan mereka dilihat dari atribut perhiasan mereka, kiblat mereka adalah perempuan yang molek dan agama mereka adalah uang dan harta benda, mereka itulah seburuk-buruknya generasi. Dan tidak ada kebaikan disisi Allah.' (HR. ad-Dailami)"
> dari FB teman saya : koruptor kasih ke saudi aja biar di pancung :P
Satu lagi yang bagus dari Pa Agus Nizami,
@ Hukum Pancung (Qishash) untuk Pembunuh dan Pemerkosa @
Assalamu'alaikum wr wb,
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh..." [Al Baqarah 178]
Mungkin kita lupa jika hukum pancung itu cuma dikenakan bagi pembunuh. Jika tidak ingin dipancung, jangan membunuh. Ini memang beda dgn Indonesia di mana orang jika membunuh paling 2-3 tahun sudah keluar dari penjara dan bisa membunuh lagi.
Demikian pula pemerkosa. Jika menurut hukum Islam para pemerkosa dihukum mati sehingga tidak bisa memperkosa lagi, di negara-negara yang memakai hukum buatan manusia / warisan penjajahnya yang kafir tidak begitu. Para pemerkosa paling hukumannya cuma 6 bulan penjara. Setelah itu bebas memperkosa lagi.
Mungkin kita beranggapan hukum Qishaash itu kejam/sadis. Memang kejam/sadis bagi pembunuh/pemerkosa. Jadi jika tidak ingin kena hukum Qishaash, caranya gampang. Jangan membunuh dan jangan memperkosa. Jadi hidup lebih aman. Orang-orang yang tidak berdosa terhindar dari kekejaman para pembunuh dan pemerkosa:
"Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa." [Al Baqarah 179]
Ternyata dengan hukum Islam yang keras terhadap penjahat, para penjahat jadi takut berbuat jahat sehingga masyarakat jadi aman. Menurut Data INTERPOL, angka pembunuhan di AS adalah 5,51 dalam 100.000 penduduk. Sementara Jepang 1,1 dan Saudi Arabia yang memakai hukum pancung hanya 0,71. Itu pun sebagian pembunuh berasal dari luar negeri seperti TKI Indonesia yang kurang paham kalau hukuman membunuh adalah dipancung.
Angka perkosaan di AS 32,05, Jepang 1,78, dan Saudi 0,14 per 100.000 penduduk. Sementara angka perampokan di AS 144,92, Jepang 4,08, dan Saudi 0,14. Bahkan untuk penganiayaan berat di mana korban selain luka juga bisa cacat fisik, angkanya jauh berbeda. Di AS 323,62, Jepang 23,78, sementara di Saudi Arabia hanya 0,12.
Jelas bahwa Hukum Allah jauh lebih baik daripada hukum jahiliyyah buatan manusia Yahudi dan Nasrani atau pun yang lainnya:
„Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?" [Al Maa-idah:50]
Hukum Allah berhasil mengurangi angka kejahatan. Sementara hukum penjara buatan manusia, selain merampas dana untuk fakir miskin guna pembangunan penjara, makanan bagi para penjahat, serta gaji para penjaganya, juga menimbulkan kejahatan lainnya. Homoseksualitas karena suami dipisah dari istrinya, peredaran narkoba, dan juga kejahatan terorganisir/mafia marak terbentuk dari penjara.
Janganlah kita mengikuti hukum buatan kaum Yahudi dan Nasrani dan meninggalkan hukum Allah. Jika begitu, niscaya kita jadi orang yang zhalim dan dimurkai Allah:
"Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah didalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik" [Al Maa-idah 47]
"...Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah orang-orang yang zalim." [Al Baqarah 229]
"dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik." [Al Maa-idah 49]
Cuma memang hukum Islam harus ditegakkan secara adil dan tidak pandang bulu. Setiap orang, entah itu kaya atau miskin, jauh atau dekat, bahkan jika anak kita sendiri pun harus dihukum jika mereka salah.
Seorang wanita di jaman Rasulullah Saw sesudah fathu Mekah telah mencuri. Lalu Rasulullah memerintahkan agar tangan wanita itu dipotong. Usamah bin Zaid menemui Rasulullah untuk meminta keringanan hukuman bagi wanita tersebut. Mendengar penuturan Usamah, wajah Rasulullah langsung berubah. Beliau lalu bersabda : "Apakah kamu akan minta pertolongan untuk melanggar hukum-hukum Allah Azza Wajalla?" Usamah lalu menjawab, "Mohonkan ampunan Allah untukku, ya Rasulullah."
Pada sore harinya Nabi Saw berkhotbah setelah terlebih dulu memuji dan bersyukur kepada Allah. Inilah sabdanya : "Amma ba'du. Orang-orang sebelum kamu telah binasa disebabkan bila seorang bangsawan mencuri dibiarkan (tidak dihukum), tetapi jika yang mencuri seorang yang miskin maka dia ditindak dengan hukuman. Demi yang jiwaku dalam genggamanNya. Apabila Fatimah anak Muhammad mencuri maka aku pun akan memotong tangannya." Setelah bersabda begitu beliau pun kembali menyuruh memotong tangan wanita yang mencuri itu. (HR. Bukhari)
http://media-islam.or.id/2011/06/22/hukum-pancung-qishash-untuk-pembunuh-dan-pemerkosa/
Referensi:
http://www-rohan.sdsu.edu/faculty/rwinslow/asia_pacific/saudi_arabia.html
CRIME AND SOCIETY
INCIDENCE OF CRIME
The crime rate in Saudi Arabia is very low compared to more industrialized countries. An analysis was done using INTERPOL data for Saudi Arabia. For purpose of comparison, data were drawn for the seven offenses used to compute the United States FBI's index of crime. Index offenses include murder, forcible rape, robbery, aggravated assault, burglary, larceny, and motor vehicle theft. The combined total of these offenses constitutes the Index used for trend calculation purposes. Saudi Arabia will be compared with Japan (country with a low crime rate) and USA (country with a high crime rate). According to the INTERPOL data, for murder, the rate in 2000 was 0.71 per 100,000 population for Saudi Arabia, 1.10 for Japan, and 5.51 for USA. For rape, the rate in 2000 was 0.14 for Saudi Arabia, compared with 1.78 for Japan and 32.05 for USA. For robbery, the rate in 2000 was 0.14 for Saudi Arabia, 4.08 for Japan, and 144.92 for USA. For aggravated assault, the
rate in 2000 was 0.12 for Saudi Arabia, 23.78 for Japan, and 323.62 for USA. For burglary, the rate in 2000 was 0.05 for Saudi Arabia, 233.60 for Japan, and 728.42 for USA. The rate of larceny for 2000 was 79.71 for Saudi Arabia, 1401.26 for Japan, and 2475.27 for USA. The rate for motor vehicle theft in 2000 was 76.25 for Saudi Arabia, compared with 44.28 for Japan and 414.17 for USA. The rate for all index offenses combined was 157.12 for Saudi Arabia, compared with 1709.88 for Japan and 4123.97 for USA.
Akhir zaman semoga bukan akhir dari Iman ...
Tanpa di sadari dan di kuasai, masyarkat tidak beranjak ke arah yang lebih baik di akhir zaman ini
>> dasar anak babu ! terdengar saat saya hendak sholat Isya di mushola , mirisnya perkataan itu keluar dari bocah perempuan yang belum genap 7 tahun ketika menghardik temannya ….
Mau tidak mau, warna pada anak2 selain dari pada orang tua, pasti ada warna lain dari masyarakatnya.
Suka tidak suka , kita dan anak kita adalah mahkluk sosial yang tak akan lepas dari pergaulan sehari-hari
Otak anak bagaikan spons yang menyerap segala sesuatu dari tiap panca inderanya, belum bisa membedakan benar/ salah,
Ataupun jika sudah bisa membedakan benar/ salah pasti ada kalanya mereka melakukan pembenaran atas kesalahan-kesalahan yang dilakukannya.
Buat para ayah seperti saya, tanyakan berapa lama anda berinteraksi dengan anak2 nya ?
Dalam 24 jam "daily" bisa di hitung berapa jam waktu anda untuk anak2 anda ?
coba misal kasus :
kerja + perjalanan : 12 jam; makan : 1 jam; tidur : 7 jam; tv : 3 jam ; Sisa : 1 jam?
Apakah waktu sisa ini sudah pasti untuk anak2 anda ? silahkan di jawab
so jangan kaget pemandangan sekarang anak2 liar dengan motor orangtuanya, pacaran, free seks, nongkrong, narkoba, dll. Karena mereka sudah terbentuk dengan sendirinya oleh lingkungan sehari-hari.
Kan ada ibunya ?? kalo Ibu nya juga kerja bagaimana ?! atau tanya juga pada ibunya 24jam di gunakan untuk apa saja, di hitung kembali ....
Seolah anak hanya perlu uang & biarkan sekolah yang mendidik, padahal mereka adalah buah hati kita yg di titipkan agar di didik , sayangi, perhatikan, dan jaga dari hal2 buruk sekuat tenaga usaha dan keringat.
Sayangnya kita sering marah atau malas jika anak2 meminta hal tersebut di atas , dengan berbagai alasan cape, nanti dulu, dsb....
Akhir zaman bukan akhir dari Iman ...
>> Sudah Murtadkah Hanung dari Islam ???
ketika akal manusia yang terbatas menjadi Tuhan liar yang Sombong ....
Catatan Akhir Pekan ke-306
Oleh: Dr. Adian Husaini
(Ketua Program Studi Pendidikan Islam—
Program Pasca Sarjana Universitas Ibn Khaldun Bogor)
FILM "?": APA MAUNYA?
Catatan Kritis Seorang Muslim
.--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Soal akidah, di antara Tauhid Mengesakan Allah, sekali-kali tidaklah dapat dikompromikan atau dicampur-adukkan dengan syirik. Tauhid kalau telah didamaikan dengan syirik, artinya ialah kemenangan syirik." (Prof. Hamka, dalam Tafsir al-Azhar).
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Perlu digarisbawahi, saat menonton film "?" (Tanda Tanya) pada tayangan perdana, 6 April 2011 lalu, saya adalah seorang Muslim. Saat memberikan komentar dan memberikan catatan kritis ini, saya juga tetap Muslim, dan saya menggunakan perspektif Islam dalam menganalisis film "?". Sebagai Muslim, saya telah berikrar: Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.
Dengan syahadat Islam itu, saya bersaksi, saya mengakui, bahwa Tuhan saya adalah Allah. Tuhan saya bukan Yahweh, bukan Yesus, bukan Syiwa. Tuhan saya Satu. Tuhan saya tidak beranak dan tidak diperanakkan. Saya mengenal nama dan sifat Allah bukan dari budaya, bukan dari hasil konsensus, tapi dari al-Quran yang saya yakini sebagai wahyu dari Allah kepada Nabi Muhammad saw. Karena itu, sejak dulu, dan sampai kiamat, saya dan semua orang Muslim memanggil Tuhan dengan nama yang sama, Allah, yang jelas-jelas berasal dari wahyu.
Sebagai Muslim, saya yakin, bahwa Nabi Muhammad saw diutus oleh Allah sebagai nabi terakhir. Sebagaimana para nabi sebelumnya – seperti Nabi Musa dan Nabi Isa a.s. – inti ajaran Nabi Muhammad saw adalah Tauhid, yaitu mensatukan Allah. Nabi Muhammad saw diutus untuk seluruh manusia (QS 34:28), bukan hanya untuk bangsa atau kurun tertentu.
Itu artinya, kebenaran Islam, bukan hanya berlaku untuk orang Islam, tetapi berlaku untuk semua manusia. Syariat Nabi Muhammad saw saat ini adalah satu-satunya syariat yang sah untuk seluruh manusia. Cara beribadah kepada Allah – satu-satunya – yang sah hanyalah dengan syariat Nabi Muhammad saw. Jalan yang sah menuju Tuhan hanyalah jalan yang dibawa Nabi Muhammad saw.
Akal saya tidak bisa menerima satu logika, yang menyatakan, bahwa Allah telah menurunkan Nabi-Nya yang terakhir, dan kemudian Allah SWT membebaskan manusia untuk memanggil nama-Nya dengan nama apa pun, sesuai dengan selera manusia. Juga, tidak masuk di akal saya, pendapat yang menyatakan, bahwa Allah SWT membebaskan manusia untuk menyembah-Nya dengan cara apa pun, sesuai dengan kreativitas akal dan hasrat nafsu manusia.
Saya yakin, sesuai QS 3:19 dan 3:85, bahwa Allah hanya menurunkan satu agama untuk seluruh Nabi-Nya, yakni agama yang mengajarkan Tauhid (QS 16:36). Jika satu agama tidak mengajarkan Tauhid, pasti bukan agama yang diturunkan Allah untuk para Nabinya; dan pasti merupakan agama budaya (cultural religion).
Itu keyakinan saya sebagai Muslim. Dan itu konsekuensi logis dari syahadat yang saya ikrarkan!
*****
Alkisah, Rika, seorang istri yang kecewa terhadap suami. Rika memutuskan pindah agama, dari Islam menjadi Katolik. Ia berujar, bahwa kepindahan agamanya bukan berarti mengkhianati Tuhan. Meskipun Katolik, Rika sangat toleran. Anaknya , – masih kecil, bernama Abi –dibiarkannya tetap Muslim. Bahkan, ia mengantarjemput anaknya ke masjid, belajar mengaji al-Quran. Di bulan puasa, dia temani dan dia ajar Abi berdoa makan sahur.
Di Film "?" (Tanda Tanya), Rika ditampilkan sebagai sosok ideal: murtad dari Islam, tapi toleran dan suka kerukunan. Pada segmen lain, secara verbatim Rika mengatakan, BAHWA agama-agama ibarat jalan setapak yang berbeda-beda tetapi menuju tujuan yang sama, yaitu Tuhan. Kata Rika mengutip ungkapan sebuah buku, "… semua jalan setapak itu berbeda-beda, namun menuju ke arah yang sama; mencari satu hal yang sama dengan satu tujuan yang sama, yaitu Tuhan."
Mulanya, kemurtadan Rika tidak direstui ibunya. Anaknya yang Muslim pun awalnya menggugat. Tapi, di ujung film, Rika sudah diterima sebagai "orang murtad" dari Islam. Bahkan, ada juga yang memujinya telah mengambil langkah besar dalam hidupnya.
Kisah dan sosok Rika cukup mendominasi alur cerita dalam film "?" garapan Hanung Bramantyo ini. Rika tidak dipersoalkan kemurtadannya. Padahal, dalam pandangan Islam, murtad adalah kesalahan besar. Saat duduk di bangku SMP, saya sudah menamatkan satu Kitab berjudul Sullamut Tawfiq karya Syaikh Abdullah bin Husain bin Thahir bin Muhammad bin Hasyim. Kitab ini termasuk yang mendapatkan perhatian serius dari Imam Nawawi al-Bantani, sehingga beliau memberikan syarah atas kitab yang biasanya dipasangkan dengan Kitab Safinatun Najah.
Dalam kitab inilah, sebenarnya umat Islam diingatkan agar menjaga Islamnya dari hal-hal yang membatalkannya, yakni murtad (riddah). Dijelaskan juga dalam kitab ini, bahwa ada tiga jenis riddah, yaitu murtad dengan I'tiqad, murtad dengan lisan, dan murtad dengan perbuatan. Contoh murtad dari segi I'tiqad, misalnya, ragu-ragu terhadap wujud Allah, atau ragu terhadap kenabian Muhammad saw, atau ragu terhadap al-Quran, atau ragu terhadap Hari Akhir, sorga, neraka, pahala, siksa, dan sejenisnya.
Masalah kemurtadan ini senantiasa mendapatkan perhatian serius dari setiap Muslim, sebab ini sudah menyangkut aspek yang sangat mendasar dalam pandangan Islam, yaitu masalah iman. Dalam pandangan Islam, murtad (batalnya keimanan) seseorang, bukanlah hal yang kecil. Jika iman batal, maka hilanglah pondasi keislamannya. Banyak ayat al-Quran yang menyebutkan bahaya dan resiko pemurtadan bagi seorang Muslim.
"Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, Maka mereka Itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka Itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya." (QS 2:217).
"Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu Dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya."(QS 24:39).
Jadi, riddah/kemurtadan adalah masalah besar dalam pandangan Islam. Entahlah dimata kaum Pluralis! Tindakan murtad bukan untuk dipertontonkan dan dibangga-banggakan! Dalam perspektif Islam, patutkah seorang bangga dengan kekafirannya?
*****
Masih menyorot sosok Rika dalam film "?". Rika pindah agama, dari Islam menjadi Katolik. Dalam konsepsi Islam, Rika bisa dikatakan telah melakukan dosa syirik, karena mengakui Yesus sebagai Tuhan atau salah satu Oknum dalam Trinitas. Padahal, dalam al-Quran Nabi Isa a.s. jelas-jelas menegaskan dirinya sebagai Rasul Allah. Nabi Isa adalah manusia, dan bukan Tuhan, atau anak Tuhan. Ini pandangan Islam. Tentu, ini bukan pandangan Kristen.
Dalam perspektif Islam, menurunkan derajat al-Khaliq ke derajat makhluk adalah tindakan tidak beradab. Begitu juga sebaliknya, menaikkan derajat makhluk ke derajat al-Khaliq juga tidak beradab. Itu musyrik namanya. Seorang presiden saja tidak mau disamakan dengan rakyat biasa. Jika lewat, dia minta diistimewakan. Kita diminta minggir. Binatang juga dibeda-bedakan tempat atau kandangnya. Adab -- dalam konsepsi Islam -- mewajibkan seorang Muslim meletakkan segala sesuatu sesuai dengan harkat dan martabat yang sebenarnya, sesuai ketentuan Allah. Nabi Isa a.s. adalah utusan Allah. Tugasnya menyampaikan kepada Bani Israel, siapa Tuhan yang sebenarnya, dan bagaimana cara menyembah-Nya. Nabi Isa a.s. melanjutkan syariat Nabi Musa a.s.
Menuduh Allah mempunyai anak – menurut al-Quran – adalah sebuah kesalahan yang sangat serius. "Dan mereka berkata: "Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar, hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu dan bumi terbelah dan gunung-gunung runtuh, karena mereka menuduh Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak." (QS 19: 88-91).
Islam memandang keimanan sebagai hal terpenting dan mendasar dalam kehidupan. Iman akan dibawa mati. Iman lebih dari soal suku, bangsa, bahkan hubungan darah. Iman bukan "baju", yang bisa ditukar dan dilepas kapan saja si empunya suka. Iman juga tidak patut diperjualbelikan: ditukar dengan godaan-godaan duniawi. Ada perbedaan prinsip antara mukmin dan kafir. "Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya." (QS 98:6).
Demi mempertahankan iman, Nabi Ibrahim a.s. rela berpisah dengan ayah dan kaumnya. Melihat tradisi penyembahan berhala pada keluarga dan kaumnya, Ibrahim a.s. tidak berpikir sebagai seorang Pluralis yang menyatakan, bahwa semua agama menyembah Tuhan yang sama, dan punya tujuan yang sama. Tapi, Nabi Ibrahim berdiri kokoh pada prinsip Tauhid, mengajak kaumnya untuk meningalkan tradisi syirik.
"Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya, Azar, pantaskah engkau menjadikan berhala-berhala ini sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat engkau dan kaum engkau dalam kesesatan yang nyata." (QS 6:74).
"Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, jadikan negeri ini (Makkah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku dan anak cucuku dari menyembah berhala-berhala. Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan dari manusia, maka barangsiapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku, dan barangsiapa yang mendurhakai aku, maka sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS 14:35-36)
"Ibrahim bukanlah Yahudi atau Nasrani, tetapi dia adalah seorang yang hanif dan Muslim, dan dia bukanlah orang musyrik."(QS 3:67).
Dan kini, dalam setiap shalat, kaum Muslim membacakan doa untuk Nabi Muhammad saw dan sekaligus dirangkaikan dengan doa untuk Nabi Ibrahim a.s. Itu tentu karena kegigihan Nabi Ibrahim dalam menegakkan ajaran Tauhid dan bukan karena Nabi Ibrahim seorang musyrik!
Maka, sebagai Muslim, saya tentu boleh merasa heran, dan penuh Tanda Tanya, mengapa dalam film "?" -- yang diproduksi dan digarap seorang yang beragama Islam -- soal ganti agama, soal keluar dari Islam, soal pergantian mukmin menjadi kafir, dianggap perkara kecil dan remeh?
*****
Syahdan, para pemikir ateis, seperti Karl Marx, Friedrich Nietzsche, Sigmund Freud, Jean Paul Sartre dan sejenisnya, terkenal dengan gagasan-gagasan yang memandang agama dan Tuhan sudah tidak diperlukan lagi di era zaman modern ini. Mereka beramai-ramai mempermainkan Tuhan. Jean-Paul Sartre (1905-1980) menyatakan: "even if God existed, it will still necessary to reject him, since the idea of God negates our freedom." (Karem Armstrong, History of God, 1993). Thomas J. Altizer, dalam "The Gospel of Christian Atheism" (1966) menyatakan: "Only by accepting and even willing the death of God in our experience can we be liberated from slavery…" (Karen Armstrong, History of God)
Friedrich Nietzsche, dalam karyanya, Also Sprach Zarathustra, mengungkap gagasan bahwa "Tuhan sudah mati". Karena Tuhan sudah mati, dan tidak diperlukan lagi, Nietzsche berpendapat, "Kepercayaan adalah musuh yang lebih berbahaya bagi kebenaran, dibanding kebohongam." Nietzsche ingin bebas dari segala aturan moral, ingin bebas dari Tuhan. Ujungnya, pada 25 Agustus 1900, ia mati setelah menderita kelainan jiwa dan penyakit kelamin. (Lihat, B.E. Matindas, Meruntuhkan Benteng Ateisme Modern, 2010).
Jika direnungkan secara serius, Pluralisme Agama sejatinya bisa begitu dekat dengan ateisme. Ketika orang menyatakan, "semua agama benar", sejatinya bersemayam juga satu ide dalam dirinya, bahwa "semua agama salah". Sebab, "Tuhan" (God), yang dipersepsikan kaum Pluralis adalah Tuhan yang abstrak. Tuhan kaum Pluralis adalah Tuhan dalam angan-angan, yang boleh diberi nama siapa saja, diberi sifat apa saja, dan cara menyembahnya pun boleh suka-suka. Kapan suka disembah, kapan-kapan tidak suka, bisa diganti dengan Tuhan lain. Cara menyembah Tuhan, menurut mereka, juga sesuka selera manusia. Bosan dengan cara satu, bisa diganti dengan cara lain. Sebab, dalam konsep mereka, tidak ada satu cara yang pasti benar dalam ibadah, sesuai petunjuk seorang Nabi.
Tuhan dalam Islam mengharamkan babi. Pada saat yang sama, Tuhan dalam agama Kristen menghalalkan babi. Tuhan, dalam agama Bhairawa Tantra, memerintahkan agar menyembelih wanita dan darahnya kemudian diminum bersama-sama. Tuhan dalam agamaChildren of God menganjurkan seks bebas, sebagai wujud rasa kasih sayang antar-sesama manusia. Kini, di daratan Amerika dan Eropa bermunculan gereja-gereja nudis. Baik pendeta maupun jemaatnya, semuanya telanjang bulat saat melakukan kebaktian. Jika semua jenis "Tuhan" itu diangga sama saja, maka "Tuhan" yang mana yang disembah kaum Pluralis?
Jadi, saat seorang yang mengaku Pluralis berkata, "Semua agama menyembah Tuhan yang sama", maka secara hakiki, dia telah berdiri di luar Islam. Sebab, dia tidak lagi menuhankan Allah. "Tuhan", baginya, bisa siapa saja, berupa apa saja, dan berwujud apa saja. Bisa disebut Yehweh, bisa Allah, bisa Yesus, bisa Brahmin, dan bisa juga Iblis! Yang penting dikatakan "Tuhan", yang penting God! Padahal, seorang Muslim sudah mengikrarkan syahadat: "Tidak ada Tuhan selain Allah".
Meskipun menyebut Tuhan mereka dengan "Allah", tetapi kaum Quraisy ketika itu dikatakan sebagai "musyrik", sebab mereka menyekutukan Allah dengan Tuhan-tuhan lain. Allah hanyalah salah satu dari Tuhan-tuhan mereka; bukan Tuhan satu-satunya. Sebutan bisa sama, yakni "Allah", tetapi konsepnya berbeda-beda. Sebagian besar kaum Kristen di Indonesia menyebut juga Tuhan mereka dengan sebutan "Allah", tetapi konsepnya berbeda dengan "Allah" dalam Islam.
Lain lagi dengan aliran "Darmogandul" di Tanah Jawa, yang mengartikan Allah dengan "ala" (bahasa Jawa, artinya jelek). Dalam salah satu bait Pangkur-nya, Kitab Darmogandul, menyatakan: "Akan tetapi bangsa Islam, jika diperlakukan dengan baik, mereka membalas jahat. Ini adalah sesuai dengan zikir mereka. Mereka menyebut nama Allah, memang Ala (jahat) hati orang Islam. Mereka halus dalam lahirnya saja, dalam hakekatnya mereka itu terasa pahit dan masin."
Jadi, Tuhan yang mana yang disembah kaum Pluralis? Jika Tuhan apa pun sama saja, lalu apa artinya Tuhan bagi mereka? Ujung-ujungnya bisa jadi: Tuhan tidak penting! Sebab, dalam pandangan kaum ini, Tuhan yang sejati (Allah), atau manusia, atau setan dianggap sama saja. Semua bisa menjadi Tuhan dan dituhankan. Ujung-ujungnya, Tuhan dianggap tidak penting. Bandingkan dengan sosok Sigmund Freud, psikolog dan salah satu perintis ateisme modern, yang berteori bahwa "Bertuhan, hanyalah wujud gejala penyakit jiwa infantilisme (penyakit kekanak-kanakan). (B.E. Matindas, ibid).
Ketidakjelasan posisi teologis kaum Pluralis Agama, digambarkan oleh Dr. Stevri Lumintang, seorang pendeta Kristen di Malang, dalam bukunya, Theologia Abu-Abu: Tantangan dan Ancaman Racun Pluralisme dalam Teologi Kristen Masa Kini, (Malang: Gandum Mas, 2004).
Dicatat dalam ilustrasi sampul buku ini, bahwa Teologi Abu-Abu adalah posisi teologi kaum pluralis ; bahwa teologi ini sedang meracuni, baik agama Kristen, maupun semua agama, dengan cara mencabut dan membuang semua unsur-unsur absolut yang diklaim oleh masing-masing agama. Ditegaskan dalam buku ini: `'Inti Teologi Abu-Abu (Pluralisme) merupakan penyangkalan terhadap intisari atau jatidiri semua agama yang ada. Karena, perjuangan mereka membangun Teologi Abu-Abu atau teologi agama-agama, harus dimulai dari usaha untuk menghancurkan batu sandungan yang menghalangi perwujudan teologi mereka. Batu sandungan utama yang harus mereka hancurkan atau paling tidak yang harus digulingkan ialah klaim kabsolutan dan kefinalitas(an) kebenaran yang ada di masing-masing agama.''
*****
Sosok lain yang secara dominan ditampilkan dalam Film "?" adalah seorang bernama Surya. Ia seorang laki-laki Muslim, berprofesi sebagai aktor figuran. Dia berteman dengan Rika. Karena miskin, ia terusir dari rumah kosnya. Lihatlah, dalam film ini, Ibu Kos yang "bakhil" itu ditampilkan dalam sosok berjilbab, dan mengajari anak Rika agar membaca buku-buku Islam!
Surya memuji-muji Rika telah melakukan sesuatu yang berarti dalam hidupnya. Mereka berkawan akrab. Surya ditampilkan sebagai sosok yang polos, kocak dan naif. Untuk uang, dan mungkin untuk mempertontonkan fenomena "kerukunan umat beragama", Surya menerima tawaran Rika agar berperan sebagai Yesus. Ia rela beradegan – seolah-olah -- dipaku di tiang salib di sebuah Gereja Katolik saat perayaan Paskah. Pada kali lain, ia berperan sebagai Santa Claus. Sebagian jemaat Gereja sempat memprotes sosok Yesus diperankan seorang Muslim. Terjadi perdebatan. Muncul Pastor yang menyetujui penunjukan Surya sebagai tokoh Yesus.
Seperti halnya Rika, tampaknya sosok Surya ditampilkan sebagai representasi fenomena toleransi dan "kerukunan". Setelah merelakan dirinya berperan sebagai Yesus, Surya kembali ke masjid membaca surat al-Ikhlas, sebuah surat dalam al-Quran yang menegaskan kemurnian Tauhid. "Katakan, Allah itu satu. Allah tempat meminta. Allah tidak beranak dan diperanakkan. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya." Allah itu satu! Allah tidak punya anak! Ini gambaran dalam Film "?" karya Hanung ini.
Padahal, surat al-Ikhlas seperti mengoreksi doktrin pokok dalam agama Kristen, yang dirumuskan sekitar 300 tahun sebelumnya, di Konsili Nicea (325 M), sebagaimana disebutkan dalam Nicene Creed: "Kami percaya pada satu Allah, Bapa Yang Mahakuasa, Pencipta segala yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan. Dan pada satu Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah, Putra Tunggal yang dikandung dari Allah, yang berasal dari hakikat Bapa, Allah dari Allah, terang dari terang, Allah benar dari Allah Benar, dilahirkan tetapi tidak diciptakan, sehakikat dengan Bapa…" (Norman P. Tanner, Konsili-konsili Gereja).
Padahal, al-Quran sudah menjelaskan: "Dan ingatlah ketika Isa Ibn Maryam berkata, wahai Bani Israil sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian, yang membenarkan apa yang ada padaku, yaitu Taurat, dan menyampaikan kabar gembira akan datangnya seorang Rasul yang bernama Ahmad (Muhammad)." (QS 61:6). Dalam al-Quran, ada cerita Lukmanul Hakim yang menesehati anaknya: "Syirik adalah kezaliman besar." (QS 31:13).
Beratus tahun, sejak kelahirannya, Islam membuktikan sebagai agama yang sangat toleran. Sejak awal, Islam mengakui dan menghargai perbedaan, tanpa harus kehilangan keyakinan. Saat Nabi Muhammad s.a.w. diutus, di wilayah Timur Tengah, sudah eksis pemeluk Yahudi, Kristen, dan kaum musyrik Arab. Nabi Muhammad s.a.w. mengajak mereka untuk memeluk Islam, mengakui Allah satu-satunya Tuhan dan dirinya adalah utusan Allah. Nabi tidak menyatakan, "Semua agama sama-sama jalan yang sah menuju Tuhan!" Bahkan, ada perintah al-Quran dalam surat al-Kafirun (109): "Katakan, hai orang-orang kafir, aku tidak menyembah apa yang kamu sembah! Dan tidak pula kamu menyembah apa yang aku sembah! Dan aku bukanlah penyembah sebagaimana kamu menyembah! Dan kamu bukanlah pula penyembah sebagaimana aku menyembah!"
Dalam Tafsirnya, Al-Azhar, Prof. Hamka menjelaskan, asbabun nuzul surat al-Kafirun ini berkaitan dengan tawaran damai empat tokoh kafir Quraisy yang resah dengan dakwah Tauhid Nabi Muhammad saw. Mereka adalah al-Walid bin al-Mughirah, al-Ash bin Wail, al-Aswad bin al-Muthalib dan Umaiyah bin Khalaf. Mereka mengajukan usulan: "Ya Muhammad! Mari kita berdamai. Kami bersedia menyembah apa yang engkau sembah, tetapi engkau pun hendaknya bersedia pula menyembah yang kami sembah…."
Buya Hamka mencatat: "Soal akidah, diantara Tauhid Mengesakan Allah, sekali-kali tidaklah dapat dikompromikan atau dicampur-adukkan dengan syirik. Tauhid kalau telah didamaikan dengan syirik, artinya ialah kemenangan syirik."
Lebih jauh Buya Hamka menjelaskan: "Surat ini memberi pedoman yang tegas bagi kita pengikut Nabi Muhammad bahwasanya akidah tidaklah dapat diperdamaikan. Tauhid dan syirik tak dapat dipertemukan. Kalau yang haq hendak dipersatukan dengan yang batil, maka yang batil jualah yang menang."
Itulah paparan Buya Hamka, ulama terkenal dan salah satu Pahlawan Nasional di Indonesia. Kita bisa menyimpulkan, jika ada yang menyatakan, bahwa "semua agama adalah jalan kebenaran", saat itu dikepalanya telah hilang konsep iman dan kufur, konsep tauhid dan syirik. Baginya, tiada penting lagi, apakah seorang bertauhid atau musyrik; tak perlu dipersoalkan makan babi atau ayam, minum khamr atau jus kurma; tidak penting lagi berjilbab atau telanjang; tiada beda antara nikah atau zina; yang penting – katanya – adalah mengasihi sesama manusia. Saat itu, sejatinya, agama-agama sudah tidak ada; sudah diganti dengan SATU AGAMA: "agama global", "agama universal", "agama kemanusiaan", atau "agama cinta".
Persaudaraan global antar-sesama tanpa memandang agama menjadi misi terpenting dari kelompok lintas-agama semacam Theosofi dan Freemason. Ketua Theosofische Vereeniging Hindia Belanda, D. Van Hinloopen Labberton pada majalah Teosofi bulan Desember 1912 menulis: "Kemajuan manusia itu dengan atau tidak dengan agama? Saya kira bila beragama tanpa alasan, dan bila beragama tidak dengan pengetahuan agama yang sejati, mustahil bisa maju batinnya. Tidak usah peduli agama apa yang dianutnya. Sebab yang disebut agama itu sifatnya: cinta pada sesama, ringan memberi pertolongan, dan sopan budinya. Jadi yang disebut agama yang sejati itu bukannya perkara lahir, tetapi perkara dalam hati, batin.
Inikah yang dituju oleh Film "?" Jangan menuduh! Silakan dicermati dan direnungkan!
*****
Masih ada sosok lain yang diidolakan dalam film "?". Namanya, Menuk. Dia seorang muslimah, berjilbab pula. Menuk bekerja di sebuah retoran Cina. Bermacam makanan dijual di sana, termasuk babi. Dengan mencolok kepala babi ditampilkan. Kata si empunya restoran, bahan babi dan bahan lain dipisahkan.
Menuk diterima bekerja dengan baik di restoran ini. Ia diberi kebebasan ibadah. Dalam salah satu segmen, ditayangkan Menuk sedang shalat, disampingnya Nyonya pemilik restoran juga sedang bersembahyang sesuai dengan agamanya.
Pesan dari pemunculan sosok Menuk ini cukup jelas: inilah contoh toleransi! Muslimah berjilbab rela bekerja di sebuah restoran yang menjual babi.
Syukurlah, di akhir cerita, anak pemilik restoran bersedia memeluk Islam. Ini tentu baik, dalam perspektif Islam. Tetapi, apakah perlu harus melalui proses bekerja di sebuah restoran yang menjual babi? Tujuan baik tidak boleh menghalalkan segala cara. Tujuan memberi nafkah keluarga adalah baik. Tetapi, cara yang ditempuh pun harus baik. Banyak muslimah yang gigih membantu ekonomi keluarganya dengan bekerja keras dalam berbagai bidang profesi, dan juga toleran dengan yang lain. Tapi, apakah Menuk sosok Muslimah yang ideal untuk ditampilkan?
Walhasil, Film "?" karya Hanung Bramantyo ini membawa pesan besar yang terlalu jelas: agama apa saja, sebenarnya sama saja! Agama-agama dipandang sebagai jalan setapak menuju Tuhan yang sama. Juga, agama-agama dianggap barang remeh; laksana baju, agama boleh ditukar dan -- kalau perlu -- dibuang kapan saja! Katanya, demi kerukunan, demi toleransi, dan demi perdamaian.
Akhirul kalam, di era globalisasi dan kebebasan informasi, saat kemusyrikan dan kemurtadan ditampilkan dalam wujud yang menawan dan menghibur, ada baiknya kita merenungkan satu ayat al-Quran: "Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan setan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian lainnya perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu." (QS 6:112)
Juga, Nabi Muhammad saw pernah bersabda: "Bersegaralah mengerjakan amal shalih, (sebab) akan datang banyak fitnah laksana malam yang gelap gulita. Pada pagi hari, seseorang berada dalam keadaan mukmin, tetapi sore harinya menjadi kafir. (Atau) sore harinya dia mukmin, pagi harinya menjadi kafir. Dia menjual agamanya dengan harta-benda dunia." (HR Muslim).
Wallahu a'lam bil-shawab. (Depok, 10 April 2011/www.adianhusaini.com)